RPH atau Rumah Pemotongan Hewan merupakan tempat dimana hewan ternak dipotong. Biasanya RPH ini sering digunakan untuk pemotongan hewan sapi. Sekarang ini kebutuhan masyarakat terhadap produk industri peternakan khususnya sapi semakin meningkat. Dengan adanya Rumah Pemotongan Hewan menjadi usaha yang banyak menghasilkan limbah. Untuk itu, adanya tangki IPAL potong hewan menjadi salah satu solusi untuk pengolahan limbah dari RPH. Dengan adanya tangki IPAL ini, maka limbah yang dihasilkan dari pemotongan hewan dapat diolah dan layak buang, serta ramah lingkungan. Sehingga lingkungan sekitar tidak akan tercemar dengan limbah tersebut.
Fungsi Tangki IPAL Potong Hewan
Dengan adanya tangki IPAL RPH bisa merancang bangunan instalasi pengolahan limbah cair yang dihasilkan dari RPH khususnya untuk hewan ternak sapi. Yang didalamnya sudah menerapkan proses biofilter dengan teknologi pengolahan limbah cair. Sehingga pencemaran lingkungan bisa teratasi dengan mudah.
Kita semua tahu bahwa limbah yang dihasilkan dari urine, darah, isi lambung,feses, lemak atau daging serta air cucian nya. Bisa menjadi salah satu tempat pertumbuhan yang baik untuk berkembang biaknya mikroba yang berbahaya. Dengan demikian, limbah akan mudah dekomposisi dan membusuk. Proses ini jika terjadi di dalam air pastinya akan mengakibatkan bau yang tidak sedap. Sehingga dengan adanya tangki IPAL ini bisa menetralisir bau sehingga air yang dikeluarkan sudah anti bau, jernih, anti bakteri dan ramah lingkungan.
Cara Kerja Tangki IPAL RPH
Sistem kerja dari IPAL RPH adalah menerapkan sistem biofilter aerob anaerob. Semua air limbah yang dihasilkan dialirkan pada saluran pembuangan yang melewati saringan kasar atau bar screen untuk menyaring sampah yang ukurannya besar. Jika sudah terlewati, maka tambah air ke bak pemisah lemak lalu limpasan dari bak pemisah tersebut dialirkan ke bak ekualisasi untuk tampungan limbah. Dan bak kontrol yang dialirkan ke tangki IPAL.
Dalam IPAL pertama limbah dialirkan masuk ke bak pengendapan untuk menguraikan lumpur. Kemudian dari pengendapan awal dialirkan ke ruang kontraktor anaerob dilanjutkan ke ruang aerob.
Dalam tahap ini diisi bahan plastik tipe sarang tawon kemudian di air dengan udara dari blower lalu dialirkan ke bak pengendapan akhir. Dari sini lumpur aktif yang mengandung mikroorganisme dipindahkan dari pompa inlet pengendapan awal. Sedangkan air limpasan dialirkan ke ruang klorinasi atau desinfektan. Air buangan ini sudah keluar dalam proses telah diklorinasi sehingga sudah bersih dan dapat dialirkan ke sungai atau bisa juga dibuang ke selokan umum. Semoga bermanfaat.